MEDAN – Anggota Komisi D Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan Muhammad Nasir menilai, Halte
Trans Medan dibangun sejak 2013 tersebut merupakan proyek mubajir,
karena belum dipakai sudah Rusak.
Pembangunan
halte Trans Medan seperti di Jalan Putri Hijau, Jalan Yos Sudarso,
Jalan Veteran, Jalan Gatot Subroto, Jalan Sisingamaraja dan lainnya,
merupakan proyek mubajir, halte tersebut dibuat tanpa perhitungan yang
matang. “Ini merupakan proyek mubajir, halte Trans Medan tersebut
dibangun tanpa perhitungan yang matang, halte dibuat sementara
infrastruktur yang lain belum disiapkan,”uar Nasir kepada wartawan,
Minggu (8/2/2015).
Terbukti kini halte tersebut sudah rusak, ditambah lagi kenakalan masyarakat yang tidak bisa terkendali oleh aparat sehingga membuat halte yang dibangun dengan menelan anggaran miliaran rupiah tersebut seperti barang tidak berguna.
“Karananya perlu kita mempertanyakan apa tujuan Pemerintah Kota (Pemko) Medan terhadap penggunaan itu sesungguhnya, sebab sebuah pembanguan dilakukan tanpa adanya perencanaan yang matang, sia-sia, dapat merugikan keuangan negara,”ujarnya.
Lebih lanjut Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD Medan ini meminta kepada penegak hukum mengusut persoalan ini, paling tidak langkah awal yang dapat dilakukan adalah melakukan investigasi terhadap pembangunan ini.
Kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) lanjut Nasir dapat mengaudit penggunaan anggaran pembangunan halte Trans Medan, kanapa anggaran yang begitu besar, namun belum bisa difungsikan sebagaimana mestinya.Sebab pembangunan Trans Medan banyak merugikan uang negara.
Untuk
diketahui sebagian besar halte Trans Medan yang dibangun sejak 2012
sudah rusak sebelum moda transportasi yang diidentikkan dengan busway
tersebut beroperasi. Kini kondisi Halte yang dibangun dengan biaya
miliaran rupiah ini bagai barang tak berguna.
Sejak rampung, halte berukuran 1,5 x 5 meter dengan lantai lebih tinggi satu meter dari jalan, dengan menggunakan kerangka baja ringan dan didinding kaca, serta dicat warna merah hijau itu belum pernah difungsikan. Hampir semua fasilitas pendukungnya hancur. Misalnya pintu dicuri dan dinding kaca pecah dilempar orang yang tidak bertanggungjawab.
Sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Rendward Parapat menegaskan biaya untuk membangun 10 unit halte Trans Medan, sebesar Rp 800 juta.“Biayanya untuk membangun 10 unit halte Trans Medan. Anggaran pembangunan halte tersebut dimasukkan dalam APBD Kota Medan 2013,” kata Rendward.
Sedang untuk pengadaan mobil Trans Medan, awalnya dianggarkan sebesar Rp10 miliar. Namun, karena terkena efisiensi anggaran, turun menjadi Rp 4 miliar. Sejauh ini belum dilakukan karena adanya kebijakan pusat menjadikan Trans Mebidang. (Medan – Binjai – Deliserdang), ungkapnya.